Food Estate, Program Pemerintah Untuk Meningkatkan Penyediaan Pangan
Berbagai krisis yang melanda dunia seperti adanya pandemi COVID-19 dan perang antara Ukraina dan Rusia tidak hanya beresiko menyebabkan krisis ekonomi dunia saja, namun juga krisis pangan dunia. “Mau tidak mau, kita akan menghadapi dampak pandemi dan perang yang menimbulkan krisis pangan di dunia. Jauh sebelumnya, jalan menuju ketahanan pangan kita siapkan,” kata Presiden Jokowi dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia 2022.
Untuk mengantisipasi krisis pangan agar tidak sampai terjadi di Indonesia, pemerintah telah merencanakan dan menjalankan beberapa program seperti pembangunan bendungan, embung, hingga jaringan irigasi. Namun selain program-program tersebut, ada satu program pemerintah yang tertuang dalam RPJM 2020-2024 & RKP 2020, yang juga menjadi Program Strategis Nasional 2020-2024, yaitu Lumbung Pangan Nasional atau yang biasa disebut Food Estate.
Food estate merupakan rencana pengembangan pertanian, perkebunan, dan peternakan yang terintegrasi dalam satu kawasan. Presiden Jokowi menjelaskan pembangunan ini merupakan langkah nyata pemerintah dalam membangun lumbung pangan nasional guna mengantisipasi ancaman krisis pangan sebagaimana yang diingatkan FAO akibat dampak pandemi COVID-19.
Menurut Sekretariat Kabinet Republik Indonesia dalam rilis pada bulan Februari 2022, program food estate telah memberikan dampak positif bagi masyarakat berupa meningkatnya hasil produksi pertanian. Kabupaten Kapuas sebagai contoh salah satu lokasi kawasan di Kalimantan Tengah, berhasil meningkatkan hasil produksi pertaniannya dari 3,18 ton per hektare menjadi 3,75 ton per hektare.
Melalui program ini, berbagai manfaat dapat terlihat, seperti terbangunnya sarana prasarana serta infrastruktur pertanian di kawasan food estate, tersedianya akses ke sarana produksi pertanian yang lebih mudah, dan terbentuknya pasar hasil pertanian. Berbagai manfaat tersebut diharapkan dapat menciptakan sistem pengelolaan lahan pertanian yang lebih efektif dan efisien. Selain itu, program ini juga memberikan akses ke berbagai teknologi pertanian ke para petani yang sebelumnya menjalankan kegiatan pertaniannya secara tradisional.
Program food estate saat ini dilaksanakan di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, NTT, dan Papua, dengan fokus saat ini berada di provinsi Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara. Namun program ini bukan tanpa masalah. Ditemukan adanya beberapa lokasi food estate yang ditinggalkan petani seperti di Desa Siria-ria, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Walau mendapatkan edukasi dan pelatihan mengenai produk yang akan ditanam, petani di Desa Siria-ria merasakan menurunnya penghasilan setelah adanya perubahan produk pertanian yang ditanam dari sebelumnya Kopi, Padi, Andaliman, dan Kemenyan menjadi berbagai macam sayuran seperti Bawang Putih, Bawang Merah, Kentang, Kol, Cabai, hingga Jagung.
Bagaimana pendapatmu mengenai program ini, AgriFriends? Yuk bagikan pendapat kamu melalui kolom komentar.
Sumber:
- https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6409791/jokowi-sebut-perang-di-ukraina-bikin-dunia-terancam-krisis-pangan-energi
- https://www.beritasatu.com/news/989897/hari-pangan-sedunia-2022-jokowi-perang-timbulkan-krisis-pangan
- https://setkab.go.id/gallery/program-peningkatan-penyediaan-pangan-berbasis-food-estate/
- https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=4443#:~:text=Food%20estate%20merupakan%20salah%20satu,percontohan%20penerapan%20teknologi%20pertanian%204.0.
- https://majalah.tempo.co/read/lingkungan/168026/food-estate-humbang-hasundutan